26.05.2025
Reading time: 1 min

Wolfgang Pikal Kritik Program Naturalisasi Timnas Indonesia

Wolfgang Pikal Kritik Program Naturalisasi Timnas Indonesia

Wolfgang Pikal, mantan asisten Alfred Riedl di timnas Indonesia, angkat bicara soal program naturalisasi PSSI. Menurutnya, kebijakan ini bersifat solusi jangka pendek dan perlu dipikirkan matang agar tidak menimbulkan ketergantungan jangka panjang.

Manfaat Sesaat, Risiko Berkepanjangan?

Di bawah kepemimpinan Erick Thohir, PSSI aktif menjalankan kebijakan naturalisasi untuk memperkuat timnas. Menjelang laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 melawan Tiongkok dan Jepang, sebanyak 32 pemain dipanggil — 19 di antaranya adalah pemain naturalisasi.

Meski tidak ada pemain naturalisasi baru untuk FIFA Matchday Juni, kebijakan ini tetap menjadi sorotan media internasional dan publik dalam negeri.

Pikal menilai langkah ini memang bisa meningkatkan performa dalam jangka pendek, namun berbahaya bila tidak diimbangi dengan pembinaan pemain lokal.

“Ini bisa berbahaya kalau kita terlalu bergantung pada pemain naturalisasi. Untuk sekarang tidak masalah, tapi PSSI harus serius membina talenta muda lokal,” ujar Pikal.

Respons Publik Terbelah

Kebijakan naturalisasi menuai reaksi beragam di kalangan pecinta sepak bola Tanah Air. Sebagian mendukung sebagai langkah strategis menghadapi persaingan internasional, namun ada juga yang menilai hal ini mencerminkan lemahnya sistem pembinaan usia dini di Indonesia.

Kendati menuai kritik, PSSI menegaskan bahwa naturalisasi hanyalah salah satu bagian dari strategi menyeluruh, bukan solusi permanen.