29.04.2025
Waktu membaca: 2 menit

Whitemon Khawatirkan Regenerasi Skena Kompetitif Dota di Indonesia

Adrian S
Adrian S
Whitemon Khawatirkan Regenerasi Skena Kompetitif Dota di Indonesia

Pemain support Tundra Esports, Matthew “Whitemon” Filemon, mengungkapkan kekhawatirannya terhadap regenerasi pemain profesional Dota 2 di Indonesia yang dianggapnya ada di titik terendah, terutama bila dibandingkan dengan skena kompetisi internasional.

Dalam salah satu tayangan livestream-nya, pemain Indonesia berusia 24 tahun itu merasa bahwa skena kompetitif Dota di negaranya sudah mati dan sepertinya akan sulit untuk mencari bakat-bakat baru dalam waktu dekat ini. Menurutnya, pemain-pemain yang ada saat ini hanya terpaku untuk mengejar standar kompetisi di Asia, sehingga kebanyakan hanya bermain untuk tim-tim di region tersebut.

Selain itu, Ia juga merasa kemudahan mengakses mobile games di perangkat ponsel semakin menyurutkan minat para pemain baru untuk memainkan MOBA yang lebih kompleks seperti Dota. Seperti yang diketahui, pasar mobile games di Asia Tenggara, terutama Indonesia, saat ini masih didominasi oleh MLBB dan Honor of Kings — hal ini pernah Ia ungkapkan di musim sebelumnya.

Mentalitas tersebut tentunya sangat berlawanan dengan Whitemon, yang mana tercatat sebagai pemain Dota profesional Indonesia yang sangat produktif hingga kualitasnya diakui oleh tim-tim besar. Sepanjang perjalanan karirnya, Ia telah berkompetisi di tiga benua yang berbeda dan bermain bersama pemain-pemain populer, di antaranya Marc “Raven” Fausto, Topias “Topson” Taavitsainen, Anathan “ana” Pham dan Anton “Dyrachyo” Shkedrov.

Di luar itu, Ia juga dikenal sebagai salah satu pemain Indonesia pertama yang menembus kompetisi The International yang bergengsi pada tahun 2021. Saat itu, Ia dan rekannya Kenny “Xepher” Deo masih memperkuat T1 yang bermarkas di Filipina.