07.05.2025
Waktu membaca: 2 menit

UCL : Analisis Statistik Inter Milan Vs Barcelona – Siapa Sebenarnya Lebih Dominan?

Lorina Sofi
Lorina Sofi
UCL : Analisis Statistik Inter Milan Vs Barcelona – Siapa Sebenarnya Lebih Dominan?

Meskipun skor akhir menunjukkan keunggulan tipis, statistik di lapangan mengungkap cerita yang lebih dalam soal strategi, efektivitas, dan ketangguhan mental kedua tim. Mari kita kupas melalui angka-angka.

Statistik Inter Milan Barcelona
Penguasaan Bola (%) 45 55
Tembakan 16 14
Tembakan Tepat Sasaran 8 7
Efektivitas Tembakan (%) 50% 43%
Tendangan Sudut 6 5
Pelanggaran 13 11
Kartu Kuning 2 3
Penyelamatan Kiper 7 (Sommer) 5 (ter Stegen)

Efektivitas Serangan: Inter Lebih Mematikan

Meskipun Barcelona lebih unggul dalam penguasaan bola, Inter Milan lebih unggul dalam hal konversi peluang. Dengan 8 tembakan tepat sasaran, mereka mampu mencetak 4 gol—efektivitas 50%, angka yang sangat tinggi untuk pertandingan di level ini. Sementara Barcelona sedikit lebih boros. Mereka menembak 14 kali dengan 7 tepat sasaran dan mencetak 3 gol (efektivitas 43%).

Pertahanan dan Kiper: Sommer Jadi Pembeda

Yann Sommer, kiper Inter Milan, menjadi tembok kokoh di bawah mistar. Dengan 7 penyelamatan, dua di antaranya dari situasi satu lawan satu saat extra time, ia memegang peran penting dalam menjaga keunggulan. Sebaliknya, ter Stegen juga tampil solid, namun tekanan dari variasi serangan Inter terlalu sulit untuk diatasi.

Agresivitas dan Tekanan

Inter Milan membuat lebih banyak pelanggaran (13 vs 11) namun tetap menjaga kedisiplinan. Barcelona menerima lebih banyak kartu kuning (3) menandakan mereka beberapa kali kehilangan kendali, terutama setelah keunggulan mereka sirna di menit akhir.

Kontribusi Gol: Bukan Sekadar Striker

Empat gol Inter Milan dicetak oleh empat pemain berbeda dari posisi berbeda: striker (Martinez), gelandang tengah (Calhanoglu), bek tengah (Acerbi), dan gelandang serang (Frattesi). Artinya, ancaman Inter datang dari segala lini. Barcelona mengandalkan kreativitas gelandang dan sayap untuk mencetak tiga gol, namun gagal mempertahankan intensitas hingga akhir.