13.08.2025
Waktu membaca: 3 min

Tim-tim Ini Berpotensi Jadi Pelabuhan Mindfreak Selanjutnya

Radian S
Radian S
Paper Rex Mindfreak

Menjelang sisa musim sirkuit kompetisi VCT di tahun 2025, Aaron “mindfreak” Leonheart yang memutuskan untuk keluar dari Paper Rex beberapa waktu lalu belum menunjukkan tanda-tanda yang jelas mengenai tim berikutnya yang menarik perhatiannya.

Seperti yang dikabarkan di media sosial, mindfreak telah diturunkan dengan status pemain cadangan PRX dan digantikan oleh rekrutan baru Patrick “PatMen” Mendoza dari Filipina. Namun, Ia merasa tidak betah berdiam diri dan akhirnya memutuskan untuk mencari peluang baru di tim lain yang memberinya kesempatan menjadi pemain reguler.

Sejauh ini, mindfreak menghabiskan waktunya untuk mengadakan watch party via kanal media sosial pribadinya dan tetap mendukung perjalanan rekan-rekannya hingga akhir VCT Pacific Stage 2 – kemungkinan hingga Champions apabila mereka berhasil menembus dua besar. Kemungkinan besar Ia akan menentukan pilihannya setelah itu.

Di saat yang sama, tim-tim besar mulai memantau perkembangannya dan sepertinya telah melakukan komunikasi di balik layar dengan pemain pro berusia 25 tahun itu. Namun pada akhirnya semua itu tergantung kepada keputusan akhir dari mindfreak.

Sembari menunggu keputusan tersebut, tentunya hal ini telah menimbulkan sebuah pertanyaan besar di kalangan komunitas: tim manakah yang kira-kira memerlukan peran mindfreak di dalam skuadnya?

Boom Esports

Tampil mengejutkan selama VCT Pacific 2025: Stage 1 lalu, The Hungry Beast berbalik merosot tajam dalam Stage 2 dan kini terdepak ke Ascension setelah berakhir di peringkat ke-8 klasemen Pacific. Hal ini bisa semakin memburuk apabila Detonation FocusMe yang berada di belakangnya bisa menembus final dan memperoleh cukup poin untuk naik, menggeser Boom turun hingga ke Challengers.

Untuk tim Indonesia yang pernah menembus sirkuit VCT Champions dan beberapa kompetisi luar lainnya, penurunan ini jelas sangat mengkhawatirkan. Dan profil pemain profesional seperti mindfreak yang berpengalaman dan tegas dalam menentukan strategi tentunya bisa menjadi solusi tepat apabila mereka berniat merombak roster sebelum menghadapi penentuan promosi.

Sebagai controller, mindfreak juga berpotensi menggeser sang rekrutan impor Boom Esports, Dastan “dos9″ Zhumagali, yang juga kompeten sebagai duelis dan mengalihkan fokusnya dalam situasi 1v1 yang penting. Konsekuensinya tentu mereka harus mengorbankan Rizkie “Berserx” Adla yang mengisi spot tersebut.

Evos Esports

Mengusung nama Evos Arf, tim yang baru diresmikan ini diperkuat oleh stack dari tim independen bernama Arf yang sempat merajai sirkuit VCT Challengers Indonesia. Walau demikian, mayoritas dari mereka belum memiliki pengalaman dalam kompetisi level tinggi di tingkat Asia maupun internasional.

Kendati demikian, komitmen kuat Evos terhadap skuad Valorant ini berpotensi membuat organisasi berjuluk Macan Biru itu mencari satu sosok kuat untuk memperkuat para pemain muda itu dengan strategi yang matang. Dan mindfreak tentunya sangat cocok untuk mengisi kekosongan tersebut.

Sentinels

Meskipun ini terdengar seperti prediksi yang sangat liar, Sentinels saat ini harus diakui mengalami sedikit masalah dalam mengatur komunikasi antar tim. Terlebih tim tersebut telah bermain cukup lama tanpa adanya sosok seperti Tyson “Tenz” Ngo atau Gustavo “Sacy” Ross yang terkenal sangat komunikatif.

Mengganti sosok controller dalam Sentinels berarti menggeser sang pemain andalan Zachary “zekken” Patrone yang telah bersama mereka sejak tahun 2022. Walau demikian, ada kemungkinan besar pemain pro berdarah Amerika-Filipina itu mengalami kebuntuan mental setelah bertanding di level tinggi setelah sekian lama.

Masuknya mindfreak dari belahan dunia dengan kultur yang berbeda kemungkinan bisa mengatasi masalah tersebut. Sentinels juga tidak pernah bermasalah dalam mengintegrasikan pemain dari luar Amerika Serikat, sehingga memasukkan mindfreak ke dalam daftar incaran transfernya bukanlah hal yang tidak masuk akal.

Menariknya, bila mindfreak pindah ke sana maka akan menjadi momen bersejarah bagi skena esports Valorant Indonesia, mengingat belum pernah ada yang dikontrak untuk bermain secara profesional di region tersebut.