19.05.2025
Reading time: 2 min

Stefano Lilipaly Comeback di Momen Genting!

Lorina Sofi
Lorina Sofi
Stefano Lilipaly Comeback di Momen Genting!

Jakarta, Mei 2025 – Langit Timnas Indonesia sedikit menggelap jelang dua laga penentu nasib. Ragnar Oratmangoen, pemain keturunan yang begitu diharapkan tampil membongkar pertahanan China dan Jepang, dipastikan absen. Dalam momen di mana kemenangan adalah harga mati, Garuda kehilangan satu sayap andalannya.

Garuda Kehilangan Taji di Sayap

Ragnar, yang tampil menjanjikan di laga sebelumnya, harus menepi karena alasan yang belum dijelaskan detail. Namun yang pasti, namanya tidak tercantum dalam daftar 32 pemain yang dipanggil Patrick Kluivert untuk pemusatan latihan di Bali.

Padahal, dua laga tersisa—melawan China (5 Juni di Jakarta) dan Jepang (10 Juni di kandang lawan)—bukan sekadar pertandingan. Ini adalah pertempuran hidup-mati untuk tiket Piala Dunia 2026.

Kembali ke Lilipaly: Veteran Dipanggil Lagi

Di tengah kabar duka ini, muncul sinar nostalgia: Stefano Lilipaly kembali dipanggil ke tim nasional.

Nama yang sempat hilang dari radar skuad utama kini mendapat kepercayaan dari pelatih baru, Patrick Kluivert. Di usia 35, banyak yang sempat menyangka waktu Lilipaly di Timnas sudah habis. Tapi justru di saat krisis, pengalaman dan ketenangan pemain Bali United itu menjadi harapan baru.

Jawaban Lilipally?

Lilipaly bukan pemain muda penuh kecepatan seperti Ragnar. Tapi yang dia punya—dan yang tak bisa dibeli—adalah pengalaman bertanding di laga-laga tekanan tinggi.

“Ini mungkin panggilan terakhir saya. Tapi saya datang bukan untuk sekadar menutup karier. Saya datang untuk bantu tim ini lolos ke Piala Dunia,” kata Lilipaly dalam wawancara singkat usai pemanggilan.

Kluivert Harus Berani Ambil Risiko

Pelatih anyar Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, kini menghadapi dilema. Tanpa Ragnar, tanpa beberapa pemain diaspora yang kemungkinan datang terlambat karena play-off Eropa, Kluivert harus menyatukan tim dengan kombinasi pengalaman dan kedisiplinan taktik—dalam waktu yang sangat sempit.

Harapan di Tengah Krisis

Ragnar absen. Elkan Baggott belum terlihat. Beberapa pemain diaspora masih di Eropa. Tapi satu hal yang pasti: Garuda tak pernah bertarung tanpa harapan.

Kini tinggal bagaimana Kluivert memaksimalkan sisa waktu, dan bagaimana Stefano Lilipaly membuktikan bahwa usia hanyalah angka, dan semangat adalah segalanya.