26.08.2025
Waktu membaca: 5 min

Polemik Gaimin Gladiators di The International 2025 dan Dugaan di Balik Layar

Radian J
Radian J
Gaimin Gladiators Dota 2025

Drama terbaru yang melibatkan organisasi esports Eropa, Gaimin Gladiators, terkait partisipasinya dalam sirkuit akbar The International 2025 sepertinya belum terlihat akan menemui titik terang dalam waktu dekat. Dan dengan waktu tersisa kurang dari dua minggu, belum ada tim yang resmi menggantikan mereka untuk bermain di Jerman.

Seperti yang diketahui, kontroversi yang belakangan ini sedang ramai dibahas memperlihatkan perselisihan antara manajemen organisasi dengan para personilnya, notabene tim pemain dan pelatih, yang berujung dengan pengunduran diri organisasi tersebut dari sirkuit TI. Terkait dengan keputusan itu, para pemain dan pelatih yang terdampak mengatakan bahwa mereka sedang mengupayakan haknya untuk bisa mengikuti TI.

Situasi ini bisa dikatakan sebagai salah satu kasus legalitas paling rumit yang pernah terjadi dalam skena esports Dota, terutama dalam sirkuit TI. Sedari tahun 2011 hingga sekarang, hanya GG yang mengeluarkan pernyataan yang kontradiktif dengan sikap para personilnya, sehingga memunculkan kecurigaan dari para penggemarnya maupun para pengamat esports Dota veteran.

Satu-satunya perkembangan yang masih bisa dipantau saat ini hanyalah melalui media sosial X, di mana komunitas bisa memantau setiap pernyataan maupun berita resmi dari GG maupun para personilnya. Sejauh ini, sang pemilik organisasi Nick Cuccovillo menjadi sasaran amarah dari komunitas setelah memberikan tanggapan miring terhadap pernyataan sang pemain utama, Quinn “Quinn” Callahan.

Kronologi kasus

Konflik ini bermula di antara tanggal 21-22 Agustus 2025 lalu, ketika GG secara mengejutkan memberitahu Valve tentang keputusan pengunduran dirinya dari TI 2025. Valve lantas menanggapi hal tersebut dan memberikan pernyataan resmi melalui media sosial, menyatakan bahwa terjadi konflik internal dalam yang tidak memungkinkan para pemain dan organisasi mencapai kesepakatan agar bisa berpartisipasi dalam TI 2025.

Kurang lebih sehari setelahnya, sekitar 23 Agustus, Valve mengatakan mereka telah memulai pencarian untuk tim pengganti yang sesuai untuk mengisi slot undangan yang seharusnya menjadi milik GG. Hal tersebut dikonfirmasi oleh GG dan Nick melalui media sosial pribadinya, yang mengatakan bahwa ada beberapa masalah internal antara para pemain dan organisasi yang membuat mereka terpaksa mengundurkan diri.

Ia juga menambahkan bahwa manajemennya akan mengungkap keseluruhan kasus dalam waktu dekat dengan alasan pertimbangan hukum yang sedang berlangsung. 

Quinn GG 2024

Situasi ini kemudian memanas di hari yang sama, saat Quinn secara blak-blakan membantah pernyataan organisasi. Via media sosial pribadinya, sang pemain asal Amerika Serikat itu mengungkapkan bahwa keputusan pengunduran diri dari TI diambil secara sepihak dan tidak melibatkan para pemain, sekalipun Ia dan rekan-rekannya menegaskan siap mengesampingkan perselisihan yang ada untuk bermain sebagai skuad GG.

Bersamaan dengan respon tersebut, beredar sebuah laporan tambahan yang menyebutkan bahwa ketidaksepakatan internal juga melibatkan tim pelatih, yang mengatakan bahwa organisasi ingin memaksa keluar sang pelatih Aske “Cy-” Larssen, yang justru ingin dipertahankan oleh para pemain, sehingga semakin memperuncing konflik mereka. 

Pernyataan Quinn dan laporan tersebut secepatnya mengundang simpati dari sesama profesional, di antaranya Kurtis “Aui_2000” Ling (pelatih Team Falcons) dan Filipe “Astini” Ribeiro (pelatih Parivision). Mereka merasa GG tidak sepenuhnya transparan dengan situasi yang ada dan mengharap para personil GG bisa segera mendapatkan bantuan hukum yang layak untuk mendapatkan haknya.

Hingga hari ini, baik Valve maupun GG belum memberikan tanggapan lebih lanjut terkait pernyataan Quinn. Namun, peraturan TI menegaskan bahwa pemain dan pelatih yang saat ini terlibat dalam permasalahan tersebut tidak diperbolehkan bermain untuk tim lain dalam kondisi apapun, sementara tim yang telah lolos kualifikasi atau mendapatkan undangan tidak boleh mengganti roster yang telah didaftarkan.

Ada indikasi masalah keuangan

Meski hingga saat ini belum ada penjelasan eksplisit mengenai hal yang menyebabkan organisasi tersebut tidak memperkenankan skuadnya bertanding dalam TI 2025, beberapa sumber yang dekat dengan skuad tersebut memperkirakan bahwa aspek finansial turut menjadi masalah, selain keputusan manajemen yang terkesan berat sebelah.

Diduga, negosiasi bonus di antara skuad dengan manajemen untuk TI musim ini tidak mencapai kesepakatan karena ada masalah stabilitas finansial yang sepertinya berkaitan erat dengan kegiatan mereka dalam pasar kripto, notabene GAIMIN Token (GMRX) yang dirilis pada bulan Maret 2024 lalu dan dipromosikan sebagai bagian dari lini bisnisnya.

Di tengah ketidakpastian pasar kripto yang semakin liar sejak tahun baru 2025, keuangan mereka turut terdampak dan mulai disoroti akibat laporan penyalahgunaan kontrak yang diketahui oleh para penggemarnya, terutama untuk divisi CS2. Laporan serupa merambah hingga ke divisi Dota 2 mereka yang saat ini tengah bermasalah.

Lebih lanjut, komentar Anton “dyrachyo” Shkredov, yang meninggalkan skuad GG pada bulan Oktober 2024, turut memancing kecurigaan publik pada bulan Januari lalu. Ia mengatakan bahwa saat itu dirinya menjadi korban perilaku nepotisme dari  Joseph Turner, mantan pendiri GG, yang membuatnya terpaksa keluar dari organisasi tersebut karena kalah voting.

Meski sejauh ini belum ada laporan resmi lebih lanjut, harga terbaru GMRX mungkin bisa menjadi gambaran betapa seriusnya masalah yang mereka hadapi di balik layar. All time high GMRX sempat menyentuh kisaran $0.034 per koin hanya beberapa waktu setelah perilisannya dan kini diperdagangkan hanya di kisaran $0.0000466 per koin, yang mana mengalami penurunan di atas 95 persen setelah setahun lebih.

Masa depan Gaimin Gladiators

Kondisi yang tengah dialami tim tersebut tentunya sangat memprihatinkan bagi para penggemar kompetisi Dota 2, terlebih mengingat sejarah mereka sebagai tim yang memiliki konsistensi tinggi sepanjang tahun 2022 hingga 2024. Di saat tim-tim veteran seperti OG, Team Secret, dan Navi tak mampu memberikan perlawanan dalam kompetisi tingkat atas, mereka datang dan menggebrak lawan-lawannya sebagai underdog; membesarkan namanya sebagai salah satu tim top hingga hari ini.

Melihat perlakuan dari manajemen saat ini, kemungkinan besar skuad yang ada tidak akan bertahan di tim tersebut dan mulai memperhitungkan tawaran dari luar sebelum TI musim ini berakhir. Melihat statistik mereka, kesempatan memboyong pemain-pemain seperti Alimzhan “watson” Islambekov, Marcus “Ace” Hoelgaard, maupun Quinn tentunya takkan dilewatkan oleh organisasi-organisasi besar yang ingin memperkuat skuadnya.