14.06.2025
Reading time: 2 min

Persiapan Bayern Munich vs Auckland City FC: Duel Raksasa Eropa dan Sang Underdog dari Oceania

Lorina Sofi
Lorina Sofi
Persiapan Bayern Munich vs Auckland City FC: Duel Raksasa Eropa dan Sang Underdog dari Oceania

Bayern Munich datang dengan ambisi besar untuk menambah koleksi trofi mereka di pentas dunia. Skuad asuhan Vincent Kompany baru saja menutup musim Bundesliga dengan gelar juara dan kemenangan telak 4-0 atas Hoffenheim. Persiapan Bayern di Amerika Serikat berlangsung intensif di Orlando, dengan sebagian pemain baru bergabung usai tugas internasional.

Kabar baik bagi Bayern, beberapa pemain kunci seperti Jamal Musiala dan Dayot Upamecano sudah pulih dari cedera dan kembali berlatih. Skuad Bayern juga diperkuat dua rekrutan anyar, Jonathan Tah dan Tom Bischof, yang sudah resmi didaftarkan untuk turnamen ini. Harry Kane, top skor Bundesliga dengan 26 gol musim lalu, akan menjadi ujung tombak utama, didukung oleh kreator seperti Michael Olise dan Thomas Müller yang menjalani turnamen terakhirnya bersama Bayern.

Vincent Kompany kemungkinan akan melakukan rotasi, mengingat beberapa pemain baru saja tiba dari tugas internasional. Namun, Bayern tetap akan menurunkan tim kuat demi memastikan start mulus di grup yang juga dihuni Boca Juniors dan Benfica.

Auckland City FC menjadi satu-satunya tim amatir di antara 32 peserta Piala Dunia Antarklub FIFA 2025. Meski statusnya amatir, Auckland adalah penguasa Oceania dengan 13 gelar Liga Champions OFC dan rekor 12 kali tampil di ajang ini. Para pemainnya sehari-hari berprofesi sebagai guru, agen properti, hingga operator forklift, dan berlatih sepak bola di sela-sela pekerjaan utama mereka.

Skuad Auckland sudah berada di Amerika Serikat lebih dari seminggu untuk adaptasi dan menjalani laga uji coba. Namun, mereka harus tampil tanpa pelatih kepala Paul Posa yang absen karena alasan pribadi, sehingga tim dipimpin oleh Ivan Vicelich, legenda klub yang pernah membawa Auckland meraih peringkat ketiga pada 2014.

Para pemain Auckland menyadari mereka bukan favorit, namun menganggap laga melawan Bayern dan dua raksasa lain di grup sebagai kesempatan sekali seumur hidup. Kapten Mario Ilich menegaskan, “Pada akhirnya, ini tetap 11 lawan 11. Kami akan menikmati kesempatan ini dan memberikan yang terbaik di lapangan.”