01.09.2025
Waktu membaca: 4 min

Paper Rex Lanjutkan Ambisi Trebel Musim Ini

Radian J
Radian J
Paper Rex Valorant

Gelar juara VCT Pacific yang menghindari Paper Rex sedari awal tahun ini akhirnya mendarat di tangan mereka usai memastikan kemenangan atas juara bertahan RRQ dalam laga final yang tersaji di Tokyo, Jepang, sore lalu (31/8).

Kendati menjadi sensasi Asia saat menjuarai Masters Toronto lalu, PRX sempat tampil inkonsisten dan beberapa kali melewatkan kesempatan penting untuk meraih gelar juara Pacific 2025. Percobaan pertama di laga Pacific Kickoff terhenti secara mengejutkan di tangan Detonation FocusMe, sedangkan di Stage 1 mereka kalah di final lower bracket melawan RRQ.

Paper Rex VCT Pacific Stage 2

Dan mengingat form RRQ yang sangat kuat sejak memasuki playoff Stage 2, tentunya ini menjadi kemenangan yang berkesan bagi PRX dan penggemarnya. Lawannya tersebut bahkan mendapat julukan ‘The Giant Slayer’ dari para penonton Pacific karena telah menundukkan tim-tim raksasa Korea Selatan plus mengembat in-form Talon Esports untuk mencapai babak final.

Berdasarkan statistik yang ada, para analis awalnya memprediksi pertandingan yang cukup ketat di antara keduanya, terlebih RRQ berambisi mencetak sejarah dengan kemenangan back to back. Namun, pada akhirnya strategi dan kepiawaian mekanik para pemain PRX menjadi pembedanya.

Tidak ada ruang untuk kejutan besar

PRX memulai pertandingan dengan sangat kuat di Bind yang menjadi pilihannya di Game 1. Melalui serangan agresif, serta efisiensi dalam pistol round maupun anti-eco, mereka secepatnya memimpin 9-3 di paruh pertama dan memperlebar jarak menjadi 11-3 di awal paruh kedua.

RRQ sempat melawan balik dengan memenangkan lima ronde di paruh kedua, namun strategi mereka masih belum cukup kuat untuk menghentikan komposisi duelis ganda PRX yang digunakan oleh Ilya “something” Petrov (Yoru) dan Wang “Jinggg” Jie (Raze). Setelah perlawanan yang cukup sengit, PRX memenangkan babak pertama dengan skor akhir 13-8.

RRQ lantas mencoba membalas dengan mengandalkan map andalan mereka, Ascent, di Game 2. Sialnya, PRX justru menunjukkan map awareness yang lebih baik dan mendominasi dengan skor 11-1 pada paruh pertama. Meskipun RRQ mencoba meningkatkan agresivitasnya, PRX lagi-lagi tertolong oleh kepiawaian duo something – Jinggg yang membendung RRQ memasuki late game, memenangkan laga tersebut dengan skor 13-7.

Memasuki Game 3, RRQ menunjukkan mentalitas khasnya saat mereka di ambang kekalahan menghadapi PRX di Lotus. Sempat tersendat di paruh pertama, RRQ melawan balik di bawah komando Cahya “Monyet” Nugraha, dan akhirnya memenangkan peta dengan skor 13-6 setelah mematikan kombo duelis PRX.

Sayangnya, momen tersebut tak bertahan lama karena PRX memutuskan untuk bermain lebih seimbang di Haven yang menjadi map penentuan. Perpaduan Yoru milik something dan Brimstone milik Jason “f0rsaken” Susanto terbukti cukup menyusahkan RRQ hingga akhir paruh pertama, menutup dengan skor 8-4.

Kemudian secara beruntun, tujuh permainan di paruh kedua dihiasi oleh serangan balik dari kedua tim, di mana RRQ sempat membuat para penggemarnya berharap dengan memperkecil ketertinggalan menjadi 11-7. Walau demikian, PRX berhasil memanfaatkan timeout dengan efektif dan menutup pertandingan terakhir itu dengan kemenangan 13-7.

Dengan hasil tersebut, PRX membawa pulang hadiah utama sebesar USD100.000 dan diikuti oleh RRQ di posisi runner-up yang mendapatkan USD65.000. Terlepas dari pencapaian tersebut, keduanya sudah dipastikan akan menjadi perwakilan Asia Tenggara dalam Champions Paris setelah mendapatkan hasil positif beberapa minggu sebelum final.

Sementara itu, Korea Selatan akan diwakilkan oleh T1 dan DRX yang berakhir di empat besar klasemen Pacific 2025. Nama yang terakhir disebut terselamatkan dari eliminasi setelah RRQ mengalahkan Talon di babak final lower bracket yang dipertandingkan sehari sebelum final kemarin (30/8).

Ambisi tutup musim dengan trebel gelar

Kemenangan besar kedua di tahun 2025 yang diraih di Stage 2 tentunya menjadi suntikan mental besar bagi PRX untuk mengangkat piala dalam Champions Paris mendatang. Dan melihat hasil dramatis dari Champions dua tahun lalu, sepertinya mereka sangat berambisi untuk bisa membalas dendam di sana.

Terkait hal ini, sang pelatih utama Alexandre “alecks” Sallé mengatakan bahwa Ia dan anak-anak asuhnya tidak ingin melakukan selebrasi yang berlebihan selepas Stage 2 untuk bisa fokus menjaga performa yang prima. Mereka juga mengaku dalam kondisi mental yang luar biasa dan tak sabar ingin segera menghadapi lawan-lawan besar di Paris nanti. 

Berdasarkan hasil pengundian grup yang baru saja ditentukan, PRX mendapatkan jadwal yang cukup seimbang di Grup A menghadapi GiantX, XLG Esports, dan Sentinels. Sedangkan RRQ yang berada di Grup B diprediksi akan menemui tantangan sulit menghadapi BiliBili Gaming, Made in Brazil, dan Fnatic.