Musiala Cetak Hat-trick, Bayern Hancurkan Auckland 10-0 di Piala Dunia Antarklub

Bayern Munich tampil tanpa ampun di laga pembuka Piala Dunia Antarklub FIFA 2025 dengan menghancurkan Auckland City 10-0 di TQL Stadium, Cincinnati, pada pertandingan yang menunjukkan jurang kualitas antara raksasa Eropa dan wakil Oseania.

Jamal Musiala menjadi bintang utama dengan mencetak hat-trick di babak kedua, menggarisbawahi dominasi mutlak Die Roten dalam laga tersebut. Sejak awal pertandingan, publik sudah memperkirakan pertandingan sepihak, namun Auckland sempat menunjukkan perlawanan singkat di awal laga.

Kingsley Coman membuka skor pada menit ke-5 lewat sundulan di tiang dekat. Auckland, meski inferior secara kualitas, sempat beberapa kali mencoba menyerang. Namun setelah menit ke-20, segalanya berubah menjadi mimpi buruk bagi klub asal Selandia Baru tersebut.

Thomas Müller — yang akan pensiun setelah turnamen ini — tampil impresif dengan memberikan assist untuk dua gol cepat. Pertama, ia menyundul bola ke arah Sascha Boey yang langsung melepaskan tembakan keras. Kemudian, Michael Olise mencetak gol ketiga dari umpan Müller setelah Harry Kane gagal menyelesaikannya di depan gawang.

Tak butuh waktu lama, Coman kembali beraksi, kali ini menari di dalam kotak penalti dan melepas tendangan ke tiang jauh untuk menjadikan skor 4-0.

Setelahnya, Auckland sempat menahan gelombang serangan Bayern. Conor Tracey melakukan penyelamatan gemilang atas tembakan keras Kane. Namun dominasi Bayern tetap tak terbendung.

Sebelum jeda, Müller mencetak gol kelima lewat tendangan voli dari umpan Olise, dan Olise sendiri kemudian mencatatkan gol keenam dengan tembakan melengkung ke pojok jauh.

Di babak kedua, giliran Jamal Musiala yang mengambil panggung. Gelandang muda Jerman tersebut mencetak tiga gol dalam 20 menit terakhir, menyempurnakan kemenangan telak Bayern.

Skor akhir 10-0 menjadi rekor kemenangan terbesar dalam sejarah Piala Dunia Antarklub FIFA, dan Bayern kini melangkah ke babak selanjutnya dengan kepercayaan diri tinggi. Sementara itu, Auckland harus menerima kenyataan pahit dari benturan keras dengan realitas level tertinggi sepak bola dunia.