Liverpool Kalah dari Brighton: Juara Premier League Dipermalukan di Amex

Liverpool kalah dari Brighton dengan skor 2-3 dalam laga pekan ke-37 Premier League 2024/2025, Selasa (20/5/2025) dini hari WIB. Meski gelar juara sudah resmi mereka kantongi, kekalahan ini tetap menjadi pukulan telak, baik secara moral maupun citra sebagai kampiun yang dominan.

Bertandang ke Amex Stadium, skuad asuhan Arne Slot tak kuasa membendung agresivitas tim tuan rumah. Brighton tampil penuh determinasi dan sukses mempermalukan sang juara di hadapan ribuan pendukung sendiri.

The Reds Kehilangan Kendali Sejak Awal

Brighton membuka keunggulan lebih dulu dan terus memanfaatkan celah di lini belakang Liverpool yang tampak longgar. Di laga ini, Liverpool menurunkan beberapa pemain pelapis, dan hasilnya terlihat: kurang koordinasi, lemahnya pressing, dan minim konsistensi.

Meski sempat membalas lewat dua gol dari lini depan, The Reds tetap tak mampu mengejar ketertinggalan. Hasil akhir 3-2 untuk kemenangan Brighton jadi penegas tren negatif Liverpool usai juara.

Tiga Laga Beruntun Tanpa Menang

Kekalahan dari Brighton memperpanjang catatan buruk Liverpool di tiga laga terakhir:

• Liverpool 2-2 West Ham
• Liverpool 1-2 Aston Villa
• Liverpool 2-3 Brighton

Total sudah tiga pertandingan tanpa kemenangan, dengan 7 gol kebobolan dalam dua laga terakhir. Ini menjadi ironi tersendiri, mengingat sebelumnya Liverpool tampil begitu superior di sepanjang musim.

Arne Slot dalam Tekanan: Perlu Evaluasi Menjelang Musim Baru

Pelatih anyar Arne Slot kini mendapat sorotan. Meski berhasil mengantar Liverpool juara, akhir musim yang buruk ini membuat banyak fans menuntut evaluasi lebih serius, terutama soal rotasi dan kesiapan mental pemain setelah memastikan gelar.

Beberapa analis menyebut, Slot harus segera menanamkan mental juara sejati—bukan hanya dalam perebutan gelar, tapi juga dalam menjaga performa sampai akhir.

Penutup Musim di Anfield Jadi Pembuktian Terakhir

Liverpool masih punya satu laga sisa: menghadapi Wolves di pekan ke-38. Ini akan jadi momen pembuktian terakhir, apakah sang juara bisa menutup musim dengan kepala tegak, atau justru memperpanjang rekor buruk mereka.