19.08.2025
Waktu membaca: 4 min

Fakta Menarik Duel Manchester United vs Arsenal: Gyökeres Menuai Kritik

Lorina Sofi
Lorina Sofi
Viktor Gyökeres merupakan Striker anyar Arsenal ini tampil jauh dari harapan—tidak mencatat satu tembakan pun dan hanya menyelesaikan empat operan sebelum digantikan. Banyak pundit menyebut penampilannya “kurang impresif.

Laga pembuka Premier League 2025/26 langsung mempertemukan dua rival klasik, Manchester United dan Arsenal, di Old Trafford. Pertandingan berakhir dengan kemenangan tipis 1-0 untuk Arsenal berkat gol tunggal Riccardo Calafiori di babak pertama. Bek anyar asal Italia itu mencatatkan namanya di papan skor pada menit ke-13 setelah memanfaatkan kesalahan kiper United, Altay Bayindir, dalam mengantisipasi situasi bola mati.

Gol cepat tersebut menjadi modal penting bagi Arsenal, yang kemudian mampu mempertahankan keunggulan hingga laga usai. Meski United tampil dominan sepanjang pertandingan dengan sejumlah peluang berbahaya, mereka tak mampu menembus pertahanan rapat The Gunners. Kemenangan ini membuat Arsenal membuka musim dengan tiga poin penuh sekaligus memberi tekanan awal bagi tim asuhan Ruben Amorim. (The Guardian, 17 August)

Dominasi United Tanpa Gol

 Secara permainan, Manchester United sebenarnya lebih banyak menguasai jalannya laga. Statistik mencatat mereka unggul 61 persen dalam penguasaan bola dan melepaskan 22 percobaan tembakan, namun hanya lima yang mengarah tepat ke gawang. Masalah klasik di lini depan kembali terlihat: penyelesaian akhir yang buruk membuat semua peluang terbuang sia-sia, meski Marcus Rashford dan Bruno Fernandes sempat menciptakan beberapa kesempatan berbahaya.

Analisis taktik menyebut United cukup berhasil menekan Arsenal secara konsisten, tetapi rapatnya barisan pertahanan tim tamu membuat mereka frustrasi. Dominasi tanpa hasil ini sekaligus memperpanjang catatan buruk United yang sering gagal mengonversi permainan agresif menjadi kemenangan.  (The Busby Babe, 17 August)

“Forcefield Defence” Arsenal

Kunci kemenangan Arsenal di Old Trafford bukan hanya gol cepat Calafiori, melainkan juga ketangguhan lini belakang mereka. Media Inggris bahkan menyebut pertahanan The Gunners sebagai “forcefield defence” karena mampu meredam hampir semua serangan Manchester United.

William Saliba tampil kokoh di jantung pertahanan dengan dominasi penuh dalam duel udara. Sementara itu, Riccardo Calafiori tidak hanya menjadi pencetak gol kemenangan, tetapi juga menunjukkan kedisiplinan tinggi dalam menjaga area bertahan. Performa solid tersebut dilengkapi oleh David Raya, yang melakukan sejumlah penyelamatan penting untuk menggagalkan peluang Marcus Rashford dan Matheus Cunha. Pertahanan rapat inilah yang akhirnya membuat Arsenal bisa pulang dengan tiga poin penuh.
(The Sun, 17 August)

Debut Minim Dampak untuk Rekrutan Baru MU

 Manchester United menurunkan sejumlah pemain anyar pada laga pembuka musim ini, seperti Matheus Cunha, Bryan Mbeumo, dan Benjamin Šeško. Namun, kontribusi mereka belum terlihat maksimal. Cunha dan Mbeumo memang cukup aktif bergerak serta berusaha membuka ruang, tetapi belum mampu memberikan perbedaan berarti di lini depan.

Harapan besar sempat tertuju pada Šeško ketika masuk di babak kedua, namun striker muda asal Slovenia itu minim sentuhan dan gagal menjadi jawaban atas tumpulnya serangan United. Situasi ini membuat sorotan kembali mengarah pada Ruben Amorim. Sebagai pelatih baru, ia dituntut segera menemukan formula tepat agar skuatnya lebih tajam dalam memanfaatkan peluang.

Viktor Gyökeres dan Debut Mengecewakan

Dari kubu Arsenal, sorotan juga tertuju pada Viktor Gyökeres, striker yang didatangkan dengan banderol tinggi pada bursa transfer musim panas. Sayangnya, debutnya di Premier League justru menuai banyak kritik. Gyökeres tidak melepaskan satu pun tembakan ke gawang dan hanya mencatat empat operan sukses sebelum akhirnya ditarik keluar.

Sejumlah pundit menilai performanya masih jauh di bawah ekspektasi, terutama jika dibandingkan dengan reputasinya saat membela Sporting CP di Liga Portugal. Beberapa analis bahkan menilai Gyökeres tampak kesulitan beradaptasi dengan tempo cepat Premier League serta pola permainan intens yang diterapkan Mikel Arteta.
(TalkSport, 17 August)

Meski demikian, Arteta kemungkinan masih membutuhkan waktu untuk benar-benar mengintegrasikan Gyökeres ke dalam sistem permainan Arsenal. Dengan ketajaman Leandro Trossard dan Bukayo Saka yang sudah terbukti, Arsenal tidak sepenuhnya bergantung pada penyerang asal Swedia tersebut di awal musim.

 

Taktik Bola Mati dan Aturan Baru

Hal menarik lain adalah cara Arsenal memanfaatkan aturan baru Premier League mengenai batas waktu delapan detik bagi kiper saat melakukan goal-kick. Beberapa kali pemain Arsenal mencoba menekan Bayindir agar kehilangan bola dan menghasilkan tendangan sudut. Taktik ini sejalan dengan catatan impresif Arsenal yang sudah mencetak lebih dari 30 gol dari situasi corner sejak musim 2023/24. (The Sun, 17 August)

Statistik Pertandingan

  • Skor akhir: Manchester United 0–1 Arsenal
  • Penguasaan bola: MU 61% – Arsenal 39%
  • Tembakan: MU 22 – Arsenal 7
  • On target: MU 5 – Arsenal 3
  • Gol: Riccardo Calafiori (13’)

Pertandingan Manchester United vs Arsenal di Old Trafford menghadirkan drama klasik: tim tuan rumah tampil dominan, tetapi tim tamu lebih efektif. Arsenal memanfaatkan satu peluang emas untuk mengamankan kemenangan, sementara United harus membayar mahal buruknya penyelesaian akhir.

Debut Viktor Gyökeres menambah cerita menarik, di mana pemain yang diharapkan menjadi senjata baru Arsenal justru tampil mengecewakan. Namun, kemenangan ini menegaskan bahwa Arsenal punya kedalaman tim yang cukup untuk bersaing di papan atas. Sementara itu, Manchester United masih memiliki pekerjaan rumah besar untuk memperbaiki lini serang jika ingin kembali ke jalur juara.