07.08.2025
Waktu membaca: 4 min

Hasil Arsenal vs Villarreal: Kekalahan Tipis di Emirates, Max Dowman Curi Perhatian

Lorina Sofi
Lorina Sofi
arsenal kalah dari villarreal

Arsenal harus mengakui keunggulan Villarreal dalam laga pramusim yang berlangsung di Emirates Stadium, Rabu, 6 Agustus 2025. The Gunners kalah 2-3 dalam pertandingan yang penuh momen menarik, termasuk gol dari mantan pemain mereka sendiri, Nicolas Pepe, serta penampilan memikat dari Max Dowman, pemain muda berusia 15 tahun.

Meski tampil dominan dalam beberapa fase permainan, Arsenal tak mampu membendung serangan balik cepat Villarreal dan harus puas dengan kekalahan, baik dalam waktu normal maupun babak adu penalti. Pertandingan ini juga menjadi sorotan karena menampilkan banyak wajah baru serta memberikan sinyal bagi Mikel Arteta untuk melakukan pembenahan sebelum Premier League dimulai.

Villarreal Unggul Lebih Dulu, Arsenal Terlambat Panas

Pepe saat bermain Arsenal VS Villa Real

Laga baru berjalan 18 menit saat Nicolas Pepe, eks Arsenal yang kini berseragam Villarreal, membuka keunggulan tim tamu lewat sepakan keras yang tak mampu dibendung kiper cadangan Arsenal. Gol ini disambut sunyi oleh para suporter tuan rumah — bukan karena tidak indah, tetapi karena hadir dari sosok yang pernah mereka banggakan.

Villarreal terus menekan dan memperlihatkan efektivitas tinggi saat menyerang. Di menit ke-34, mereka menambah keunggulan lewat Karl Etta Eyong, yang memanfaatkan ruang terbuka akibat koordinasi buruk antara dua bek tengah Arsenal. Lini belakang The Gunners terlihat rapuh, lambat saat transisi bertahan, dan terlalu mudah dieksploitasi lewat umpan terobosan.

Namun Arsenal tak tinggal diam. Menjelang turun minum, mereka berhasil memperkecil ketertinggalan menjadi 1-2. Gol dicetak oleh Christian Norgaard melalui sundulan tajam setelah memanfaatkan tendangan bebas yang dikirim oleh Odegaard. Set-piece menjadi salah satu aspek positif Arsenal di pertandingan ini.

Dowman Bersinar, Odegaard Tenang, Tapi Arsenal Gagal Bangkit

Arsenal kalah dalam penalty

Babak kedua dimulai dengan Arsenal mencoba meningkatkan tekanan, namun Villarreal tetap disiplin. Mereka justru sukses memperbesar keunggulan menjadi 1-3 lewat Arnaut Danjuma di menit ke-58. Lagi-lagi, Arsenal terlalu mudah kehilangan bola di tengah dan gagal menutup ruang di sektor kiri pertahanan.

Sorotan utama dalam laga ini datang dari Max Dowman, gelandang muda akademi yang baru berusia 15 tahun. Meski minim pengalaman, ia tampil penuh keberanian, aktif meminta bola, dan memberikan kontribusi nyata. Ia menunjukkan ketenangan luar biasa saat menusuk ke kotak penalti dan dilanggar, menghasilkan penalti untuk timnya.

Martin Odegaard maju sebagai eksekutor dan mencetak gol kedua Arsenal di menit ke-74. Gol ini memberi harapan bahwa Arsenal masih bisa menyamakan kedudukan. Sayangnya, meski mendominasi penguasaan bola di 15 menit terakhir, The Gunners gagal menciptakan peluang bersih untuk mencetak gol ketiga.

Setelah waktu normal usai, laga dilanjutkan dengan adu penalti. Villarreal kembali menunjukkan mentalitas yang lebih baik dan menang 4-3, dengan Arsenal gagal melalui tiga penendang mereka: Merino, Gabriel, dan Madueke.

Evaluasi: Gyokeres Belum Maksimal, Pertahanan Perlu Diperbaiki

Selain kekalahan, banyak pelajaran yang bisa dipetik Arsenal. Viktor Gyokeres, penyerang anyar yang direkrut musim panas ini, belum menunjukkan performa terbaik. Ia memang aktif di kotak penalti, tapi kurang mendapat suplai bola matang dan sering terisolasi.

Masalah utama ada di lini pertahanan. Dua gol Villarreal berasal dari skema serangan balik cepat yang seharusnya bisa diprediksi. Komunikasi antarbek masih menjadi masalah, begitu juga dengan kemampuan gelandang bertahan dalam menutup ruang. Arteta kemungkinan besar akan menyoroti hal ini menjelang laga terakhir pramusim melawan Athletic Club.

Meski hasilnya tidak memuaskan, pertandingan ini memberikan wawasan penting untuk staf pelatih. Eksperimen pemain muda seperti Dowman, kombinasi di lini tengah, serta pengujian formasi bisa jadi investasi berharga dalam jangka panjang.

Hasil Arsenal vs Villarreal menjadi pengingat bahwa meski musim belum dimulai, tantangan sudah terlihat jelas — terutama dalam hal organisasi lini belakang dan efisiensi penyelesaian akhir. Namun di balik hasil negatif, ada sinyal positif dari talenta muda seperti Max Dowman, yang mungkin akan jadi kejutan menyenangkan untuk musim depan.

Namun di sisi lain, lini belakang menunjukkan bahwa masalah transisi bertahan dan komunikasi antar pemain senior masih belum teratasi. Dua dari tiga gol Villarreal berasal dari kesalahan serupa: terlalu longgar dalam pengawalan dan gagal membaca pergerakan lawan.

Kekalahan ini tentu menyakitkan, terlebih karena terjadi di kandang sendiri, dan melibatkan mantan pemain seperti Nicolas Pepe. Tapi inilah pramusim — bukan soal menang-kalah, tapi soal membaca situasi. Pelatih Arteta harus menjadikan pertandingan ini sebagai momen refleksi mendalam.

Dengan satu laga uji coba tersisa melawan Athletic Club, Arsenal punya peluang terakhir untuk menyusun ulang strategi, mengasah chemistry tim, dan memastikan pemain baru seperti Gyokeres dan Norgaard bisa beradaptasi lebih baik. Jika diperbaiki secara tepat, kekalahan ini justru bisa jadi titik balik yang penting.