22.07.2025
Waktu membaca: 2 min

Rencana Ekspansi Wimbledon Berlanjut Usai Menang di Pengadilan

Rencana Ekspansi Wimbledon Berlanjut Usai Menang di Pengadilan

Rencana ambisius All England Lawn Tennis and Croquet Club (AELTC) untuk memperluas kompleks Wimbledon akhirnya mendapat lampu hijau setelah Pengadilan Tinggi Inggris menolak gugatan hukum yang diajukan kelompok penentang pembangunan, Senin lalu.

Putusan ini menjadi langkah penting bagi AELTC untuk melanjutkan proyek perluasan senilai £200 juta yang bertujuan meningkatkan kapasitas dan fasilitas turnamen Grand Slam tertua di dunia. Rencana tersebut mencakup pembangunan 39 lapangan rumput baru, satu lapangan utama berkapasitas 8.000 penonton, dan pemindahan babak kualifikasi ke dalam kompleks utama—untuk pertama kalinya dalam sejarah Wimbledon.

Rencana pengembangan besar untuk kawasan bersejarah

Jika seluruh tahap proyek disetujui, kawasan Wimbledon akan tiga kali lebih luas dari saat ini, dengan kapasitas penonton harian meningkat menjadi 50.000 orang. Area yang akan dikembangkan mencakup bekas lapangan golf yang dibeli oleh AELTC pada tahun 2018.

Rencana ini mendapat dukungan dari sejumlah tokoh besar dunia tenis, termasuk Novak Djokovic, serta beberapa warga lokal. Namun, proyek ini juga mendapat penolakan dari kelompok Save Wimbledon Park, yang mengkhawatirkan hilangnya ruang terbuka hijau yang dilindungi.

Pengadilan tolak gugatan hukum

Kelompok Save Wimbledon Park menggugat izin pembangunan yang dikeluarkan oleh Dewan Merton dan Wandsworth, yang kemudian juga disetujui oleh Otoritas London Raya (Greater London Authority). Mereka menyebut pembangunan melanggar ketentuan pembelian tanah pada tahun 1993, yang melarang pengembangan komersial.

Namun, Hakim Pushpinder Saini menolak gugatan tersebut dan menyatakan bahwa proses perizinan telah berjalan sesuai hukum.

“Kami menyambut baik keputusan pengadilan ini sebagai dukungan terhadap komitmen kami untuk menjaga masa depan Wimbledon,” kata Debbie Jevans, Ketua AELTC.

“Fokus kami sekarang adalah menyelesaikan proses hukum terpisah terkait status lahan bekas lapangan golf.”

Masih ada tantangan hukum lainnya

Meski kemenangan ini membuka jalan bagi pembangunan, AELTC masih menghadapi satu persoalan hukum lain terkait status hukum lahan yang akan dikembangkan. Sidang lanjutan terkait hal ini dijadwalkan berlangsung pada awal 2026.

Di sisi lain, kelompok Save Wimbledon Park menyatakan akan mengajukan banding atas putusan tersebut. Direktur kelompok, Christopher Coombe, menyebut keputusan ini bisa menjadi preseden buruk bagi masa depan ruang hijau publik di Inggris.

“Ini tentang melindungi lahan publik dari pembangunan yang tidak dapat dibatalkan,” ujar Coombe.

Proyek ekspansi ini merupakan bagian dari visi jangka panjang AELTC untuk memastikan Wimbledon tetap kompetitif di level Grand Slam global—baik dari segi infrastruktur maupun pengalaman pengunjung—tanpa mengabaikan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar.

Dengan putusan hukum terbaru ini, Wimbledon bersiap memasuki era baru, di tengah perdebatan antara warisan sejarah dan kepentingan konservasi lingkungan.

-->