19.05.2025
Reading time: 6 min

Ayrton Senna — Kehidupan Gemilang dan Kematian Tragis

Dian Pane
Dian Pane
Ayrton Senna — Kehidupan Gemilang dan Kematian Tragis

Ayrton Senna adalah pembalap legendaris asal Brasil yang meninggalkan jejak abadi dalam sejarah Formula 1 dan di hati jutaan penggemar balap mobil. Namanya identik dengan kecepatan tanpa kompromi, keterampilan luar biasa, dan hasrat terhadap balapan yang menjadikannya salah satu pembalap terhebat sepanjang masa.

Perjalanannya di dunia balap dimulai dari karting, di mana ia dengan cepat menunjukkan bakat luar biasanya. Secara bertahap, Senna naik ke jenjang balap yang lebih tinggi, menuju puncak kariernya di dunia balap. Ia memulai debut di Formula 1 pada tahun 1984, dan hanya dalam beberapa tahun, namanya menjadi sinonim dengan kesuksesan dan keterampilan di lintasan.

Masa Kecil dan Remaja Ayrton Senna

Calon juara dunia Formula 1 tiga kali ini lahir pada 21 Maret 1960 di São Paulo, Brasil, dalam keluarga pebisnis Milton da Silva. Karena sering terjatuh dan canggung, ia dijuluki Beco. Ia kerap tersandung dan seolah-olah bingung dengan kakinya sendiri.

Kecintaannya terhadap balap ditanamkan oleh sang ayah. Milton da Silva menginvestasikan banyak uang untuk pengembangan olahraga balap. Pada ulang tahunnya yang keempat, Ayrton Senna diberi hadiah mobil balap anak-anak. Ia sangat senang dengan hadiah itu. Melihat kecintaan sang anak terhadap balapan, sang ayah pun mendukung penuh minatnya.

Saat berusia 13 tahun, Milton da Silva menyewa pelatih pribadi untuk mengembangkan kemampuan balap Senna. Inilah awal karier profesionalnya. Menurut keluarga dan orang-orang terdekat, sejak usia muda Senna dikenal sangat ambisius dan tidak menerima kekalahan. Sifat ini kelak membantunya menjadi salah satu pembalap paling bersinar dan hebat dalam sejarah.

Senna menjalani balapan pertamanya di karting pada usia 13 tahun, bersaing dengan pembalap berpengalaman. Hanya empat tahun kemudian, ia menjadi juara Kejuaraan Karting Amerika Selatan.

Karier Balap Ayrton Senna

Prospek masa depan bagi pembalap muda di Brasil tidak begitu menjanjikan. Untuk melanjutkan pengembangan kariernya, pada tahun 1981 Senna pindah ke Inggris. Di sinilah ia mulai dikenal dengan julukan “Penyihir” atau “Ayrton”.

Senna muda yang ambisius ingin bergabung dengan tim Van Diemen di Formula Ford. Ia berhasil meyakinkan pemilik tim, Ralph Firman, akan tekadnya untuk mendominasi dan menang di lintasan. Akhirnya, ia menandatangani kontrak pertamanya sebagai pembalap.

Ia dijadwalkan berlaga di Formula 1600 di Inggris. Fakta bahwa ia sama sekali belum mengenal lintasan di sana tidak membuatnya gentar.

Ia memulai debutnya di sirkuit Brands Hatch, Kent, Inggris, tahun itu juga. Ia melampaui rekan-rekan setimnya, tetapi finis di posisi kelima. Di Thruxton, ia berhasil naik podium. Hujan menjadi faktor yang membantunya.

Menurutnya, dulu ia sering kalah karena hujan, sehingga ia berlatih keras di kondisi cuaca buruk agar hal itu tidak terulang. Karena kemampuannya ini, ia dijuluki “Manusia Hujan”.

Agar tidak menarik perhatian terhadap keluarganya, ia memutuskan untuk menggunakan nama belakang dari ibu kandungnya. Maka, pada tahun 1982, lahirlah nama Ayrton Senna, yang kemudian menjadi legenda Formula 1.

Ayrton Senna di Formula 1

Pada tahun 1984, Senna mulai membalap untuk tim kecil bernama Toleman. Meski tidak memenangkan satu pun balapan, ia berhasil meraih beberapa poin dan naik podium. Bakatnya dengan cepat menarik perhatian tim-tim besar. Dari tahun 1985 hingga 1994, Senna membela Lotus, McLaren, dan Williams. Masa inilah yang menjadi babak paling cemerlang dalam kariernya.

Senna dikenal sebagai raja kualifikasi. Selama 11 tahun, ia meraih pole position sebanyak 65 kali. Rekor ini bertahan selama 12 tahun setelah kematiannya. Ia sangat andal saat balapan dalam kondisi hujan. Ayrton Senna tiga kali menjadi juara dunia Formula 1.

Kehidupan Pribadi Ayrton Senna

Ayrton Senna dan Carol Alt

Satu-satunya istri sah Ayrton Senna adalah Lillian da Vasconcellos Souza. Mereka sudah lama saling kenal dan menikah pada tahun 1981, tetapi pernikahan itu hanya bertahan tiga tahun. Alasannya, balapan selalu menjadi prioritas utama bagi Senna.

Ia juga memiliki banyak hubungan asmara. Hubungan terpanjangnya adalah dengan Adriane Yamin selama empat tahun. Seorang model Playboy juga mengaku memiliki anak dari Senna, meskipun ia tidak pernah mengakuinya dan menyatakan tidak memiliki anak. Kekasih terakhirnya adalah model Adriana Galisteu.

Di luar lintasan, Senna dikenal sebagai pribadi yang ramah dan lembut. Namun, ia juga beberapa kali terlibat perselisihan dengan sesama pembalap. Sebagai seorang perfeksionis, ia selalu berusaha mencapai tujuannya dan menyelesaikan apa yang ia mulai.

Kematian Ayrton Senna

Tahun 1994 menandai perpindahan Senna ke salah satu tim terbaik saat itu — Williams-Renault. Ia mengaku sangat bahagia dan bahkan bersedia membalap tanpa dibayar. Namun, musim itu tidak berjalan sesuai harapan. Ia gagal meraih pole position, kalah dari Michael Schumacher. Senna juga tampaknya merasa ada bahaya yang mengintainya.

Musim itu memang penuh tragedi. Rubens Barrichello mengalami kecelakaan dan tak bisa tampil. Roland Ratzenberger, pembalap asal Austria, tewas saat sesi kualifikasi. Kejadian ini sangat mengguncang Senna hingga ia mengunjungi Barrichello di rumah sakit dan mulai mempertanyakan sistem keselamatan Formula 1.

Senna kemudian mengumpulkan para pembalap dan mendiskusikan perlunya peningkatan keselamatan di lintasan.

Grand Prix San Marino 1994, yang kemudian dikenal sebagai akhir pekan kelam, dimulai dengan kecelakaan yang menyebabkan serpihan mobil menghantam penonton, melukai tiga orang. Mobil pengaman (safety car) masuk lintasan dan Senna mengikutinya selama enam lap. Namun di lap berikutnya, mobilnya melaju dengan kecepatan 310 km/jam dan keluar dari lintasan.

Senna tidak bergerak. Balapan langsung dihentikan. Ia mengalami cedera kepala parah. Tim medis memberikan pertolongan pertama dan membawanya ke rumah sakit dengan helikopter. Hasil pemeriksaan menunjukkan retak di dasar tengkoraknya. Ia tidak akan sadar kembali dan akhirnya dilepas dari alat bantu pernapasan. Ayrton Senna meninggal dunia.

Tragedi ini memicu perdebatan luas. Muncul teori bahwa Senna sebenarnya sudah meninggal di tempat kejadian, namun penyelenggara tidak ingin menghentikan balapan, sehingga ia dibawa ke rumah sakit dalam keadaan tak bernyawa.

Akibat tragedi ini, penyelidikan dilakukan terhadap para insinyur Williams, penyelenggara balapan di Monako, dan bahkan kepala Formula 1. Banyak misteri muncul. Kotak hitam dari mobil Senna menghilang. Awalnya diduga kecelakaan terjadi karena kerusakan pada batang kemudi. Lalu muncul dugaan lain bahwa penyebabnya adalah ban bocor akibat serpihan tabrakan sebelumnya.

Kenangan tentang Ayrton Senna

Semasa hidupnya, Ayrton Senna memiliki banyak penggemar di seluruh dunia. Hanya bisa dibayangkan apa saja yang bisa ia capai jika tidak mengalami tragedi itu. Turnamen-turnamen terus diadakan untuk mengenangnya. Sebuah monumen didirikan dekat lokasi kecelakaan.

Tahun 2010, film dokumenter berjudul “Senna” dirilis, mengisahkan perjalanan hidup juara dunia tiga kali ini. Pada tahun 2023, Netflix mengumumkan produksi miniseri tentang persaingan Senna dan Alain Prost.

Prestasi Ayrton Senna

  • 65 kali pole position (rekor bertahan 12 tahun setelah kematiannya)
  • Tiga kali juara dunia Formula 1 (1988, 1990, 1991)
  • Juara Formula Ford (1981)
  • Pemenang Grand Prix Makau Formula 3 (1983)

Fakta Menarik tentang Ayrton Senna

  • Selain balap, Ayrton Senna memiliki kegemaran terhadap model pesawat. Jika bukan pembalap, ia ingin menjadi pilot. Ia juga menyukai ski air dan memancing.
  • Senna dikenal sebagai sosok yang mudah membantu. Ia beberapa kali menghentikan mobilnya di tengah balapan untuk mematikan mesin mobil pembalap lain yang mengalami kecelakaan. Dalam situasi seperti itu, ia mengesampingkan persaingan.
  • Semasa hidup, Senna tidak pernah mengumumkan kegiatan amalnya. Baru setelah wafat diketahui bahwa ia mendirikan yayasan yang aktif memerangi kelaparan di Brasil.