01.09.2025
Waktu membaca: 5 min

Analisa Potensi Alexander Isak di Anfield: Rp2,7 Triliun Akan Jadi Apa ?

Lorina Sofi
Lorina Sofi
lexander Isak resmi bergabung dengan Liverpool FC

Ketika kabar resmi tentang transfer Alexander Isak ke Liverpool mencuat, dunia sepak bola Inggris langsung terbelalak. Bukan hanya karena sosok striker asal Swedia itu sudah menjadi andalan Newcastle United dalam dua musim terakhir, melainkan juga karena angka yang menyertai kepindahannya. Sekitar £130 juta atau setara Rp2,7 triliun. Angka ini membuat Isak masuk jajaran pembelian termahal sepanjang sejarah Premier League.

Namun, di balik euforia para fans The Reds yang membayangkan kombinasi lini depan baru, muncul pertanyaan kritis: benarkah Isak pantas dihargai semahal itu? Atau Liverpool hanya sedang berjudi dengan reputasi dan kestabilan finansial mereka?

Menurut laporan dari TalkSPORT (29 Agustus 2025), Liverpool resmi mencapai kesepakatan dengan Newcastle United untuk mendatangkan Alexander Isak dengan nilai transfer fantastis. Kontrak berdurasi lima tahun diberikan kepada sang striker, menjadikannya pilar utama proyek anyar di Anfield.

Transfer ini sekaligus memecahkan rekor belanja Liverpool, melampaui nilai transfer Virgil van Dijk (£75 juta) dan Darwin Núñez (£85 juta). Bahkan, jika dibandingkan dengan pembelian besar lain di Premier League, Isak kini sejajar dengan nama-nama seperti Jack Grealish (£100 juta) atau Declan Rice (£105 juta)—bahkan lebih mahal.

Dari Wonderkid ke Predator Premier League

Alexander Isak bukan nama baru di Eropa. Kariernya dimulai di Swedia bersama AIK Solna sebelum direkrut Borussia Dortmund di usia belia. Meski sempat kesulitan di Jerman, kebangkitannya datang di Real Sociedad, di mana ia mencetak gol-gol krusial dan membuktikan dirinya sebagai salah satu penyerang muda paling berbakat.

Puncak performa Isak hadir bersama Newcastle United. Musim 2023/24, ia mencetak 21 gol di Premier League, menjadikannya salah satu striker paling produktif di liga. Dengan tinggi badan 192 cm, ia bukan hanya target man klasik, melainkan penyerang modern: cepat, lincah, piawai membuka ruang, dan bisa mengeksekusi peluang dengan kaki maupun kepala.

Namun, kariernya juga tak luput dari kendala cedera. Cedera hamstring beberapa kali membuatnya absen panjang. Inilah yang kemudian menjadi titik rawan ketika menilai apakah harga transfernya benar-benar logis.

Apakah Rp2,7 Triliun Sepadan?

Mengukur kelayakan harga seorang pemain memang rumit. Namun, ada beberapa aspek yang bisa dipertimbangkan:

  1. Statistik dan Produktivitas

    Musim lalu, Isak mencetak lebih dari 20 gol di liga. Angka ini memang impresif, tapi belum mencapai level Erling Haaland yang mencetak 36 gol di musim debutnya. Jika membandingkan harga, Haaland dibeli Manchester City dengan klausul hanya £51 juta—jauh lebih murah daripada Isak.

  2. Usia dan Potensi

    Di usia 25 tahun, Isak memasuki fase emas seorang striker. Liverpool mungkin membayar bukan hanya untuk gol saat ini, tapi juga untuk konsistensi 4–5 tahun ke depan. Dari sisi ini, harga tinggi bisa dianggap investasi jangka panjang.

  3. Inflasi Pasar Transfer

    Realita lain adalah pasar transfer kini sudah “gila”. Pemain level menengah pun bisa dihargai £50 juta. Dalam konteks itu, harga Isak yang menembus £130 juta mungkin terlihat wajar—terutama bagi klub sebesar Liverpool yang sedang mencari ikon baru pasca-era Mohamed Salah.

  4. Risiko Cedera dan Konsistensi

    Faktor inilah yang membuat harga Isak diperdebatkan. Dengan riwayat cedera, ada risiko besar bahwa ia tak akan konsisten bermain semusim penuh. Liverpool bisa saja membayar mahal untuk striker yang hanya tampil 25 pertandingan per musim.

Kesimpulannya: Isak bisa dianggap layak jika ia terus konsisten mencetak 20+ gol per musim, namun harga segitu akan terlihat berlebihan jika performanya menurun.

Isak di Anfield: Apakah jadi Beban Baru?

Kehadiran Isak jelas mengubah peta kekuatan lini depan Liverpool. Setelah era Roberto Firmino, klub ini belum benar-benar menemukan sosok striker komplet. Darwin Núñez punya potensi, tapi masih belum stabil.

Isak menawarkan profil berbeda: striker yang bisa bermain sebagai ujung tombak sekaligus penyerang bayangan. Dengan dukungan Luis Díaz dan kemungkinan pengganti Salah di sisi kanan, Isak bisa menjadi pusat serangan baru The Reds.

Namun, harga mahal juga berarti ekspektasi besar. Fans Anfield tidak akan sabar jika Isak gagal mencetak gol di lima laga awal. Media Inggris, seperti biasa, akan membandingkan setiap penampilannya dengan angka transfer.

Rela Kehilangan Bintang, Untuk Membeli Bintang Baru

Bagi Newcastle, kehilangan Isak adalah pukulan telak. Ia adalah top skor utama mereka dan simbol proyek ambisius bersama Eddie Howe. Tapi aturan Financial Fair Play (FFP) memaksa mereka realistis: menjual aset besar demi menyeimbangkan neraca.

Banyak fans Newcastle yang marah, namun sebagian juga memahami bahwa klub tidak bisa bersaing dengan daya beli Liverpool. Pertanyaannya, siapa yang bisa menggantikan Isak dalam waktu dekat?

Di balik euforia, ada sejumlah risiko nyata:

  • Mental & Tekanan: Bermain di Anfield jauh lebih menekan ketimbang di St. James’ Park.
  • Adaptasi Sistem: Jika pelatih baru Liverpool gagal menemukan peran ideal untuk Isak, performanya bisa mandek.
  • Cedera: Satu cedera panjang saja bisa membuat harga £130 juta tampak konyol.

Dengan kata lain, transfer ini adalah pedang bermata dua.

Apakah Alexander Isak layak dihargai Rp2,7 triliun? Jawabannya tergantung perspektif. Dari sisi kemampuan dan potensi, ia jelas striker kelas atas yang bisa memberi Liverpool dimensi baru. Namun dari sisi risiko dan perbandingan harga dengan pemain lain, angka ini terasa lebih seperti perjudian besar ketimbang investasi aman.

Liverpool sedang mengirim pesan bahwa mereka ingin tetap bersaing di papan atas, tapi mereka juga sedang bertaruh pada seorang striker yang belum sepenuhnya teruji di level elite. Jika Isak sukses, ia akan dikenang sebagai pembelian paling berani sekaligus brilian. Jika gagal, namanya akan selalu disebut dalam daftar blunder transfer terbesar Anfield.

Yang jelas, musim depan akan jadi panggung penentu: apakah Isak akan membuktikan dirinya sepadan dengan label mahal, atau justru tumbang di bawah beban harga selangit itu.