14.07.2025
Waktu membaca: 2 min

Kehadiran Gimelstob di Belakang Putri Kate Middleton di Wimbledon Picu Kemarahan

Kehadiran Gimelstob di Belakang Putri Kate Middleton di Wimbledon Picu Kemarahan

Kasus penyerangan mantan pemain kembali mencuat di tengah sorotan kerajaan…

Apa yang seharusnya menjadi momen istimewa kerajaan di final tunggal putra Wimbledon 2025 — saat Putri Kate Middleton menyerahkan trofi — sebagian tertutupi oleh kemunculan tak terduga Justin Gimelstob, mantan pemain tenis dengan masa lalu yang kontroversial.

Gimelstob, yang duduk tepat di belakang Putri Wales di Royal Box, mendapat kecaman keras secara daring dan dari sejumlah tokoh komunitas tenis karena kasus pemukulan yang menjeratnya pada tahun 2019. Banyak pihak mempertanyakan keputusan menempatkannya di area prestisius dan sangat terlihat di All England Club.

Sejarah kelam yang kembali mencuat

Gimelstob, yang dulunya dikenal sebagai komentator dan pemain ternama, mengaku bersalah atas tuduhan penyerangan dalam kasus yang menuai kecaman luas dari penggemar dan profesional tenis. Meski sejak itu ia mundur dari peran publik di dunia tenis, kehadirannya di final yang disiarkan secara global — dan kedekatannya dengan keluarga kerajaan — kembali memicu kontroversi.

“Sangat mengecewakan melihat seseorang dengan catatan seperti itu duduk di belakang calon Ratu,” tulis seorang penggemar tenis di platform media sosial X (dulu Twitter).

“Ini mengirim pesan yang salah tentang siapa yang dianggap pantas berada di ruang-ruang elit.”

Belum ada tanggapan resmi dari All England Club

Hingga saat ini, All England Club belum mengeluarkan pernyataan resmi terkait bagaimana Gimelstob bisa diundang atau ditempatkan di Royal Box. Namun, citra yang terbentuk telah menimbulkan dampak negatif, dengan sorotan media tertuju pada keputusan di luar lapangan, bukan hanya pada kemenangan bersejarah Jannik Sinner. Gimelstob sendiri belum memberikan komentar atas reaksi publik tersebut.

Sorotan terhadap standar daftar tamu Wimbledon

Wimbledon dikenal bukan hanya karena keunggulan kompetisi tenisnya, tetapi juga karena eksklusivitas dan etika Royal Box-nya, yang secara tradisional menjadi tempat bagi keluarga kerajaan, pejabat tinggi, dan tokoh berpengaruh dalam dunia olahraga.

Kontroversi tahun ini memicu kembali perhatian terhadap proses seleksi tamu undangan. Beberapa pengamat berpendapat bahwa sudah saatnya turnamen Grand Slam meninjau ulang bagaimana mereka menyeimbangkan antara tradisi dan akuntabilitas.

Prestise bertemu tekanan publik

Momen tersebut seharusnya menjadi perayaan sejarah — dengan Sinner menjadi pria Italia pertama yang menjuarai Wimbledon — namun bagi banyak penonton, kehadiran Gimelstob tepat di belakang Putri Kate terasa mengganggu dan tidak pantas.

Di era di mana citra dan akuntabilitas semakin saling terkait, Wimbledon 2025 akan dikenang bukan hanya karena para juaranya, tetapi juga karena pertanyaan-pertanyaan yang muncul tentang reputasi dan privilese di ruang publik.