19.08.2025
Waktu membaca: 7 min

Apa yang Harus Dilakukan Pemula Saat Pertama Kali ke Gym Tanpa Pelatih?

Lorina Sofi
Lorina Sofi
Gym untuk Pemula

Melakukan latihan kekuatan tanpa bimbingan langsung dari instruktur tetap bisa efektif asalkan anda memilih rencana yang tepat. Semakin matang rencana latihan yang disusun, semakin maksimal pula hasil yang didapat. Dalam Artikel ini, anda akan menemukan panduan lengkap tentang cara berlatih sendiri di gym tanpa pelatih, serta jenis latihan yang sebaiknya dilakukan oleh pemuka.

Program latihan mana yang harus saya pilih?

Banyak pemula sering bertanya: “Apakah saya harus latihan setiap hari di gym?” Jawabannya: tidak cocok untuk pemula. Jika Anda langsung memaksakan diri latihan harian, risiko yang muncul adalah kelelahan otot, overtraining, hingga nyeri otot tertunda (DOMS) dalam 24–48 jam setelah latihan. Alih-alih berkembang, pola ini justru bisa membuat Anda kehilangan motivasi bahkan berhenti berolahraga

Rekomendasi terbaik:

  • Latihan 2–3 kali per minggu
  • Sisakan 1–2 hari istirahat di antaranya

Waktu  istirahat ini penting karena otot sebenarnya tumbuh saat pemulihan, bukan saat Anda mengangkat beban. Setelah latihan, otot mengalami robekan mikro yang akan pulih dan semakin kuat saat beristirahat.

Ada dua jenis program latihan yang bisa dipilih:

  1. Latihan Full Body

  • Melatih seluruh kelompok otot dalam satu sesi
  • Cocok untuk pemula
  • Membutuhkan  jeda 1–2 hari istirahat sebelum latihan berikutnya

    2. Latihan Split (Terpisah)

  • Fokus ke kelompok otot tertentu setiap sesi (misalnya: hari ini dada & trisep, besok punggung & bisep)
  • Bisa dilakukan lebih sering karena otot mendapat waktu istirahat bergantian

Pilihlah Program Latihan Gym untuk Pemula sepenuhnya tergantung pada preferensi dan tujuan anda. ​​Tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk, karena baik latihan full body maupun latihan split sama-sama efektif untuk meningkatkan kekuatan serta menambah massa otot.

Perbedaannya terletak pada pola istirahat. Program full body biasanya membutuhkan 1–2 hari jeda di antara sesi agar otot bisa pulih dengan maksimal, karena seluruh kelompok otot sudah bekerja dalam sekali latihan. Sementara itu, program latihan split bisa dilakukan lebih sering, sebab ketika satu kelompok otot dilatih, kelompok otot lain yang dilatih pada hari sebelumnya sedang beristirahat.

Dengan memahami kedua jenis program ini, Anda bisa memilih jadwal latihan gym yang paling sesuai dengan rutinitas harian, tingkat kebugaran, dan kenyamanan Anda.

Bagaimana Cara Membuat Rencana Latihan Gym?

Langkah pertama yang harus dipikirkan adalah menentukan pola kunjungan ke pusat kebugaran. Dari sini, Anda bisa memilih jenis program latihan yang paling sesuai:

  • Jika Anda berencana latihan beberapa hari berturut-turut, maka program split lebih cocok. Dengan metode ini, setiap sesi fokus pada kelompok otot tertentu, sehingga otot lain punya waktu cukup untuk beristirahat.
  • Jika Anda hanya bisa berolahraga dua hari sekali atau 2–3 kali seminggu, maka program full body lebih ideal. Program ini melatih seluruh kelompok otot dalam satu sesi sehingga tetap efektif meski frekuensi latihan lebih jarang.

Kuncinya adalah konsistensi. Pilih program yang sesuai dengan jadwal, stamina, dan tujuan Anda, bukan sekadar ikut-ikutan tren.

Latihan Seluruh Tubuh (Full Body Workout)

Latihan kekuatan tidak boleh dilakukan setiap hari, karena otot membutuhkan waktu setidaknya 24 jam untuk beristirahat dan pulih. Dengan memberikan jeda, tubuh akan terhindar dari risiko latihan berlebihan dan otot bisa berkembang lebih optimal.Sebagai contoh program, Anda bisa berlatih tiga kali seminggu. 

  • Senin, lakukan gerakan squat belakang, dips, lat pulldown, hyperextension, seated calf raise, dan abdominal crunch. Kemudian 
  •  Rabu, fokus pada deadlift, leg press, barbell press, dumbbell fly, bent-over barbell row, serta leg raise.
  • Jumat, lakukan pull-up, standing calf raise, bench press, plank (biasa atau samping), Romanian deadlift, dan Bulgarian split squat dengan dumbbell. Program sederhana ini sudah mencakup latihan seluruh kelompok otot utama, sehingga cocok untuk pemula yang ingin membangun kekuatan sekaligus massa otot

Latihan Terpisah (Split Training)

Latihan terpisah merupakan pilihan yang sangat baik bagi mereka yang ingin berolahraga setiap hari tanpa harus khawatir dengan kurangnya waktu istirahat. Pola ini memungkinkan Anda melatih kelompok otot yang berbeda setiap harinya, sehingga otot yang sudah dilatih sebelumnya memiliki waktu untuk pulih.

  • hari pertama, fokus pada otot dada dan trisep dengan melakukan bench press, abdominal crunch, dumbbell fly, overhead dumbbell press, cable pushdown, dan dips. 
  • hari kedua dengan melatih otot bahu dan kaki melalui pull-up, bicep curl dengan dumbbell, leg raise, block pull ke dada, dumbbell lateral raise, serta incline barbell press dengan reverse grip.
  • hari ketiga, arahkan latihan pada otot punggung dan bisep dengan plank, hyperextension, back squat, standing barbell press, bent-over dumbbell fly, standing dumbbell fly, serta Bulgarian split squat dengan dumbbell.

Rangkaian latihan ini dirancang agar setiap sesi tetap melibatkan otot perut, sehingga core tetap terlatih dengan baik.

Bagaimana Cara Melakukan Pemanasan di Gym?

Setiap latihan, baik dilakukan bersama instruktur maupun mandiri, harus selalu diawali dengan pemanasan. Otot yang belum dipanaskan akan sulit berkontraksi dengan baik, sehingga setelah latihan Anda bisa mengalami nyeri otot yang lebih parah bahkan berisiko cedera. Saat mengangkat beban berat, otot yang masih “dingin” juga lebih mudah mengalami kram.

Pemanasan ideal terdiri dari tiga tahap. Pertama, lakukan pemanasan otot dengan foam roller atau roller pijat dengan gerakan perlahan untuk melemaskan jaringan otot. Kedua, lakukan kardio ringan selama lima menit, misalnya di sepeda statis atau mesin elips, agar aliran darah lebih lancar. Ketiga, lakukan pemanasan sendi dan gerakan dinamis, seperti frog jump (gerakan katak), insect walk (serangga), atau lunge dengan rotasi tubuh.

Anda juga bisa memilih variasi pemanasan lain sesuai kebutuhan, asalkan bersifat dinamis dan menghangatkan tubuh. Ingat, gerakan statis sebaiknya tidak dilakukan sebelum latihan, melainkan saat pendinginan setelah sesi olahraga untuk membantu tubuh beradaptasi dan mempercepat pemulihan.

 

Bagaimana memilih berat dan jumlah pengulangan yang tepat?

Masalah utama latihan di pusat kebugaran tanpa pelatih adalah pemilihan beban kerja alat dan jumlah repetisi yang tepat. Beban yang berlebihan dapat menyebabkan overtraining dan risiko cedera yang tinggi, sementara beban yang tidak memadai dapat mengurangi efektivitas latihan secara keseluruhan.

Beban dipilih sedemikian rupa sehingga repetisi terakhir diberikan dengan usaha fisik. Jangan sampai tertukar dengan rasa sakit, yang menandakan perlunya menyelesaikan latihan. Ketepatan pemilihan beban diperiksa dengan melakukan tiga pendekatan dengan 8-12 repetisi.

Pada tahap awal, selalu lebih baik untuk menggunakan beban minimum, baik barbel maupun dumbel. Pada awalnya, ini adalah beban ideal untuk pemula. Jika latihan dirasa terlalu mudah tanpa melanggar teknik, mereka akan mulai meningkatkan beban secara bertahap.

Jumlah repetisi latihan otot perut (angkat kaki, crunch, hiperekstensi, dll.) disarankan 3-5 set, masing-masing 20-25 repetisi. Plank ditahan selama 30 hingga 60 detik. Istirahat antar set sebaiknya 1-2 menit. Untuk latihan kekuatan, jeda dapat ditingkatkan menjadi tiga menit.

Otot beradaptasi dengan beban seiring waktu. Untuk terus berkembang, tingkatkan beban kerja secara bertahap. Tentu saja, Anda tidak dapat melakukan ini tanpa henti, jadi setelah beberapa bulan, beberapa latihan mungkin terasa lebih sulit.

Apa yang Harus Dilakukan Setelah Latihan di Gym?

Atlet berpengalaman selalu menyarankan untuk tidak melewatkan sesi pendinginan setelah latihan. Jika waktu terbatas, Anda memang bisa langsung ke ruang ganti, tetapi sebaiknya tetap menyisihkan beberapa menit khusus untuk pendinginan dalam jadwal latihan Anda.

Meskipun melewatkan pendinginan tidak berbahaya, langkah ini sangat membantu mengurangi risiko nyeri otot tertunda (DOMS) yang biasanya terasa keesokan harinya, terutama bagi pemula. Salah satu cara sederhana adalah berguling di atas foam roller atau roller pijat untuk melemaskan otot.

Selain itu, lakukan juga peregangan statis. Cukup pilih 2–3 gerakan sederhana, lalu tahan posisi masing-masing selama 30–40 detik. Dengan peregangan ini, tubuh akan lebih rileks dan pergerakan Anda keesokan harinya tetap bebas meski baru saja menjalani latihan berat.

Pada akhirnya, kunci sukses latihan di gym tanpa pelatih adalah membuat rencana latihan yang jelas sejak awal. Datang ke pusat kebugaran tanpa rencana hanya akan membuang waktu. Sebaliknya, dengan mengikuti program yang terstruktur, Anda bisa lebih cepat meraih hasil yang diinginkan meski berlatih mandiri tanpa instruktur.