27.08.2025
Waktu membaca: 4 min

Alex Márquez: Tidak Panik, Hanya Perlu Atur Ulang

Dian Pane
Dian Pane
Alex Márquez: Tidak Panik, Hanya Perlu Atur Ulang

Dua Kisah Kontras di Hungaria

MotoGP Hungaria 2025 menghadirkan dua cerita berbeda dari keluarga Márquez. Sang kakak, Marc Márquez, tampil dominan dengan kemenangan ke-7 beruntun yang semakin menegaskan posisinya sebagai kandidat juara dunia. Sementara itu, adiknya, Alex Márquez, justru mengalami salah satu akhir pekan tersulit musim ini, hanya finis di posisi 14 setelah terjatuh di awal balapan. Dua jalan yang berbeda ini menyoroti bagaimana keduanya menghadapi tekanan di level tertinggi balap motor dunia (Crash.net, Reuters).

Kecelakaan dan Hasil di Trek

Alex Márquez: Tidak Panik, Hanya Perlu Atur Ulang

Alex memulai Grand Prix Hungaria dengan penalti grid, turun ke posisi 14 akibat insiden kecepatan rendah di sesi latihan. Ia sempat menunjukkan tanda positif dengan finis ke-8 di Sprint Race. Namun, nasib berkata lain di balapan utama: Alex terjatuh di tikungan pertama pada lap kedua. “Itu bukan momen terbaik saya, tapi yang terpenting saya bisa menyelesaikan balapan dan membawa pulang poin,” ucapnya. Hasil itu hanya memberinya dua poin, jauh di bawah harapan awal.

Evaluasi Diri: “Bukan Panik, Hanya Atur Ulang”

Alih-alih larut dalam kekecewaan, Alex menekankan pentingnya menjaga ketenangan. “Kami tidak boleh panik. Saya pikir yang perlu kami lakukan adalah mengatur ulang, melihat data, dan memahami di mana kami kehilangan kecepatan,” tegasnya. Alex juga mengakui gaya balapnya kurang cocok dengan karakter sirkuit Hungaria. “Gaya membalap saya bukan yang terbaik untuk trek ini. Kami mencoba beberapa hal, tapi tidak semuanya bekerja sesuai rencana,” tambahnya.

Sprint Race Sebagai Modal Positif

Meskipun Grand Prix penuh kesulitan, Sprint Race menjadi modal berharga bagi Alex. Dimulai dari posisi 11, ia mampu menjaga ritme dan finis ke-8. “Sprint berjalan lebih baik. Kami masih membuat beberapa kesalahan, tapi setidaknya ada kecepatan dan itu penting untuk kepercayaan diri,” ucapnya. Sinyal positif ini menunjukkan bahwa performa Alex masih bisa dipulihkan dengan penyesuaian yang tepat.

Mentalitas Alex vs Marc: Dua Pendekatan Berbeda

Alex Márquez: Tidak Panik, Hanya Perlu Atur Ulang

Perbandingan dengan sang kakak, Marc Márquez, tidak bisa dihindari. Marc tampil penuh agresi, menguasai jalannya balapan, dan memperlihatkan kepercayaan diri tanpa kompromi. Alex, sebaliknya, memilih jalur reflektif: menekankan pentingnya evaluasi, tidak terburu-buru, dan fokus membangun ritme. Di mata penggemar, perbedaan ini menarik: satu kakak penuh dominasi, satu adik menunjukkan kerendahan hati dan kesabaran. “Musim masih panjang. Hal-hal bisa berubah cepat, jadi kami akan terus berjuang,” ujar Alex, menegaskan bahwa perjalanannya belum selesai.

Tekanan Psikologis Sebagai Faktor Penting

Bagi Alex, tekanan bukan hanya datang dari lintasan, tapi juga ekspektasi publik. Dibandingkan dengan pencapaian luar biasa Marc, setiap hasil buruk seolah menjadi sorotan ganda. Namun, sikap Alex yang tetap tenang memperlihatkan kedewasaan mental. Ia tidak menyangkal kelemahannya, tapi juga tidak terjebak dalam rasa minder. Justru dengan mengakui keterbatasan, ia mencoba menjadikannya sebagai bahan evaluasi. Hal ini kontras dengan Marc yang lebih sering menutupi kelemahan dengan agresivitas di trek.

Fokus ke Catalunya: Trek Favorit untuk Kebangkitan

Alex menaruh harapan besar pada seri berikutnya di Catalunya. Trek ini bukan hanya salah satu favoritnya, tapi juga memberikan peluang ideal untuk bangkit. “Catalunya adalah salah satu trek favorit saya. Saya tahu di sana kami bisa lebih kuat dan membuat akhir pekan yang solid—itu sangat penting untuk kejuaraan,” ungkapnya penuh keyakinan. Seri ini juga bisa menjadi panggung pembuktian: apakah Alex mampu keluar dari bayang-bayang sang kakak dan tampil sebagai pesaing serius.

Konteks Musim: Perjalanan Panjang Masih Terbuka

Alex Márquez: Tidak Panik, Hanya Perlu Atur Ulang

Hasil di Hungaria memang mengecewakan, tetapi musim MotoGP 2025 masih panjang. Marc terus melaju tanpa hambatan berarti, sementara Alex berjuang menemukan konsistensi. Meski begitu, peluang untuk memperbaiki posisi masih terbuka. MotoGP dikenal sebagai ajang yang penuh kejutan, dan satu balapan bisa mengubah arah momentum. “Yang terpenting adalah membangun kepercayaan diri lagi. Itu akan datang dengan hasil yang konsisten,” kata Alex menegaskan target jangka menengahnya.

Dua Saudara, Dua Jalan, Satu Tujuan

Hungaria 2025 memperlihatkan kontras antara dua Márquez: Marc sebagai simbol dominasi, Alex sebagai contoh keteguhan dalam menghadapi kesulitan. Namun, keduanya tetap memiliki tujuan yang sama—berkompetisi di level tertinggi MotoGP. Bagi Alex, kalimat “tidak panik, hanya perlu atur ulang” menjadi cerminan perjalanan kariernya: penuh pasang surut, tapi dijalani dengan kepala dingin. Dalam balapan, bukan hanya kecepatan yang menentukan, melainkan juga mentalitas. Dan di titik inilah Alex Márquez berusaha membuktikan dirinya.